Teknodaim

    NASA Kembangkan Hijab Khusus untuk Astronaut Perempuan

    NASA sedang dalam tahap pengembangan hijab khusus yang akan digunakan oleh astronaut perempuan. Rencana ini berawal dari kesulitan salah satu astronaut yang akan menjelajahi luar angkasa.

    NASA sedang dalam tahap pengembangan hijab khusus yang akan digunakan oleh astronaut perempuan.

    Rencana untuk mengembangkan hijab khusus untuk astronot bermula setelah Nora Al Matrooshi menjadi wanita Arab pertama yang terpilih sebagai astronot dalam misi luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA).

    Nora menjelaskan bahwa NASA sedang mengembangkan rencana agar rambutnya tetap terjaga saat ia mengenakan pakaian dan helm luar angkasa yang mereka sebut Extravehicular Mobility Unit atau EMU.

    Baca Juga: Penasaran Apa Itu Freeware? Simak Penjelasannya Berikut ini!

    Berawal dari Kesulitan Hingga Rencana Pengembangan Hijab Astronaut

    NASA Kembangkan Hijab Khusus untuk Astronaut Perempuan

    Menurut Nora, saat memasuki EMU, kita harus mengenakan topi lengkap dengan mikrofon dan speaker untuk menutupi rambut kita. Ini dikutip dari AFP pada hari Kamis (7/3).

    Nora mengalami kesulitan ketika ia melepas jilbabnya yang biasa sebelum ia memakai topi komunikasi. Ini menjadi semakin rumit karena hanya bahan-bahan tertentu yang boleh ada di dalam EMU.

    Nora mengucapkan terima kasih yang sangat kepada para teknisi pakaian yang telah menjahit hijab darurat untuknya ketika perjalanannya menjadi astronaut. Hal ini memungkinkannya untuk memakainya, masuk ke dalam pakaian, dan mengenakan topi komunikasi. Setelah itu, dia dapat melepasnya dan rambutnya akan tertutupi. Nora sangat menghargai tindakan baik yang mereka lakukan untuknya.

    BACA JUGA:  6 Aplikasi AI Terbaik untuk Memudahkan Pekerjaan di Android dan iOS

    Nora sudah siap untuk pergi ke luar angkasa bersama astronaut lainnya setelah mengenakan pakaian yang sudah mereka siapkan.

    NASA sedang merencanakan untuk mengirim manusia kembali ke Bulan pada tahun 2026 dalam misi Artemis 3. Nora terpilih sebagai salah satu astronaut yang akan terbang dalam misi tersebut.

    “Menurut pendapat saya, menjadi seorang astronaut itu tidaklah mudah, tanpa memandang agama atau latar belakang seseorang. Menurut saya, menjadi seorang Muslim tidaklah membuatnya menjadi lebih sulit. Namun, sebagai seorang Muslim, saya merasa terhubung dengan kontribusi yang telah diberikan oleh nenek moyang saya,” ujar Nora.

    Menurut Nora, para cendekiawan dan ilmuwan Muslim sebelumnya telah mempelajari bintang-bintang. Menjadi seorang astronot, Nora hanya melanjutkan apa yang telah mulai dari mereka ribuan tahun yang lalu.

    Baca Juga: Microsoft Rilis Aplikasi Copilot untuk iPhone dan iPad, Penasaran?

    BACA JUGA:  Gaabor Vacuum Cleaner, si Penyedot Debu yang Canggih

    Lulus Program Pelatihan NASA

    Nora adalah wanita Arab pertama yang berhasil menyelesaikan program pelatihan NASA untuk menjadi anggota tim yang akan dikirim ke Bulan. Sejak tahun 2021, Nora telah mengikuti pelatihan intensif di Amerika Serikat.

    Nora adalah seorang profesional di bidang teknik mesin yang memiliki pengalaman kerja di industri minyak. Ia berhasil terpilih sebagai salah satu dari dua calon astronot oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2021, dan akan mengikuti program pelatihan bersama NASA.

    Setelah selesai mengikuti pelatihan intensif, termasuk latihan berjalan di luar angkasa, Nora dan Mohammad AlMulla, dua warga Emirat, bersama dengan 10 orang lainnya dari kelas pelatihan, telah memenuhi persyaratan sebagai astronot.

    Sebuah tim yang dikenal sebagai “The Flies” telah memenuhi persyaratan untuk menjadi bagian dari misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peluncuran Artemis ke Bulan, dan bahkan memiliki potensi untuk terbang ke Mars jika semuanya berjalan dengan baik.

    BACA JUGA:  NASA Juga Terapkan Kerja dari Rumah ke Belasan Ribu Pegawainya

    Nora menyatakan keinginannya untuk mendorong manusia melewati batas yang pernah dicapai sebelumnya. Dia berambisi agar manusia bisa kembali ke Bulan, bahkan melangkah lebih jauh lagi setelahnya.

    “Saya berkeinginan untuk ikut serta dalam perjalanan tersebut,” tambahnya.

    Walaupun Nora menjadi orang pertama yang lulus dari NASA, sudah ada perempuan Arab lainnya yang sebelumnya telah terlibat dalam misi luar angkasa swasta, seperti Rayyanah Barnawi, seorang peneliti biomedis Arab Saudi, yang pergi ke ISS bersama Axiom Space tahun lalu.

    Tidak hanya itu, terdapat juga seorang insinyur bernama Sara Sabry yang berasal dari Mesir-Lebanon, yang akan menjadi bagian dari kru dalam misi penerbangan suborbital Blue Origin pada tahun 2022.

    Baca Juga: Apa itu SEO? Begini Tips Meningkatkan Jumlah Viewers Konten

    hijab astronoutNASATeknologi

    In This Article

    Related Posts