Dampak Sektor Teknologi Indonesia Akibat Pilpres AS

Seperti yang kalian ketahui, saat ini sedang panas-panasnya pemilihan presiden di Amerika Serikat. Pilpres tersebut dinilai banyak sosok terkenal memiliki kemungkinan untuk mengubah kebijakan ekonomi dan teknologi di seluruh dunia. Terlebih lagi, pilpres ini juga akan mengakibatkan banyak dampak politik juga untuk negara-negara seperti China. Bahkan Tidak ketinggalan juga dengan Indonesia yang bakal terkena dampaknya.

Menurut Ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Malik Zaini, jika Donald Trump kembali menjadi presiden AS, dia akan melanjutkan perang dagang dengan China. Perang tersebut sangat berdampak besar bagi teknologi Indonesia. Mengingat negara kita memiliki dampak sektor teknologi yang besar dari China, seperti distributor industri smartphone dan lain-lain.

Jika Joe Biden Terpilih, Perang China dan AS Akan Reda?

Sedangkan jika Joe Biden yang memenangkan pilpres, Malik menganggap perang dagang dengan China akan turun. Jika perang tersebut menurun, kemungkinan besar negara yang memiliki teknologi dari China , seperti Indonesia akan lebih stabil. Serta pertumbuhan ekonomi juga akan lebih cepat.

Malik juga mengatakan “jika Joe yang terpilih, harga barang-barang perdagangan dunia, seperti minyak, nikel, logam dan emas juga akan lebih tinggi. Sedangkan jika Trump yang kembali terpilih, harga barang-barang tersebut dan barang lainnya dipastikan tidak akan stabil”.

Seperti yang dikatakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, negara kita bukanlah mitra dagang teknologi yang besar bagi AS. Makanya negara tersebut tidak akan terlalu memperdulikan negara-negara yang akan terkena dampaknya akibat perang dagang AS dan China.

Huawei Salah Satu Perusahaan Milik China yang Ikut Berdampak

Bagi yang belum tau, akibat perang dagang antara China dan AS, Huawei sampai menjual anak perusahaannya, yaitu Honor. Hal ini mereka lakukan karena tidak sanggup lagi untuk menerima dorongan dari AS. Karena dorongan tersebut, Huawei menjadi susah untuk mendapatkan pasokan komponen, makanya akhirnya Honor pun dijual kepada Digital China dan pemerintah Shenzhen melalui cara konsorsium.

Dengan dijualnya perusahaan Honor, mulai nanti Huawei hanya akan fokus membuat produk high-end saja. Hal tersebut dikarenakan susahnya mendapatkan pasokan, hingga produk low dan mid-end tidak akan diproduksi oleh Huawei lagi.

Namun, nantinya jika perang dagang antara China dan AS mereda, mungkin Huawei akan kembali membuat produk low dan mid-end. Jika perang ini tidak mereda, sudah dipastikan sektor ekonomi dunia dan teknologi Indonesia tidak akan stabil.

Sumber : Kompas Tekno