Platform X Twitter Siap Menerapkan Biaya Langganan untuk Pengguna Baru

Persiapkan diri, para pengguna baru platform X atau Twitter akan diharuskan membayar untuk melakukan "ngetwit".
4 Min Read
Desain X
Desain X

Platform Twitter, yang sekarang kita kenal sebagai Platform X, akan menerapkan kebijakan baru yang mengharuskan pengguna membayar untuk membuat postingan atau “ngetwit”.

Pengumuman ini langsung Elon Musk, pemilik Twitter, sampaikan melalui akun resminya @elonmusk.

X atau Twitter, setelah diakuisisi oleh Elon Musk, sering menghadapi masalah terkait akun bot dan spam di platformnya. Untuk mengatasi masalah ini, kebijakan telah diuji coba pada Oktober 2023.

Baca Juga: Apa Itu Apple Cheeks? Inilah artinya, Istilah Gaul yang Lagi Tren di Media Sosial

Biaya Langganan untuk Pengguna Baru X Twitter

biaya langganan x twitter

Pada saat itu, Twitter mengumumkan bahwa mereka akan membebankan biaya langganan sebesar 1 dollar AS atau sekitar Rp 15.000 per tahun.

Biaya ini akan dikenakan kepada pengguna yang baru ingin menggunakan fitur-fitur dasar di X Twitter. Mulai dari mengirim tweet, membalas postingan, memberi suka, hingga menyimpan postingan (bookmark).

BACA JUGA:  Akun Twitter Resmi Pemerintah Akan Diberi Tanda Verified Khusus

Fitur berlangganan yang dikenal sebagai “Not-A-Bot” baru-baru ini diuji coba di Selandia Baru dan Filipina.

Hingga saat ini, X Twitter belum pernah mengungkapkan apakah usahanya berhasil dalam mengatasi akun-akun bot yang banyak berada di aplikasinya.

Musk juga tidak memberikan informasi tentang biaya yang akan dikenakan kepada pengguna baru. Sehingga, belum bisa dipastikan apakah biaya kecil yang disebutkan sebelumnya memiliki nominal yang sama dengan fitur uji coba yang diluncurkan pada bulan Oktober lalu atau tidak.

Elon Musk telah mengonfirmasi bahwa pengguna baru yang mencoba menghindari biaya berlangganan tidak akan dapat membuat postingan di X Twitter selama tiga bulan. Namun, masih belum jelas apakah hanya kemampuan membuat postingan yang dibatasi, atau seluruh fitur dasarnya juga terpengaruh.

Menurut informasi dari Ars Technica, pada Kamis (18/4/2024), pengguna yang mendaftar akun baru di X saat ini masih tidak dikenakan biaya berlangganan apa pun. Namun, beberapa pengguna X telah melaporkan bahwa platform X mulai mengimplementasikan kebijakan barunya ini dengan lebih luas.

BACA JUGA:  Cara Melihat Story WhatsApp Tanpa Ketahuan Pemiliknya

Baca Juga: Aplikasi Truth Social: Alternatif Media Sosial Bebas Sensor untuk Pengguna Twitter

Gagal Memerangi Akun Bot?

Ketika pertama kali mengenalkan program “Not-A-Bot”, Musk menyatakan bahwa biaya yang dikenakan akan membuat akun bot sulit 1.000 kali lipat untuk memanipulasi sistem.

Menurut situs resmi X Help, langkah ini dilakukan sejalan dengan tujuan platform tersebut untuk mengurangi spam dan aktivitas bot.

Program Not-A-Bot yang telah dikembangkan telah memberikan kontribusi besar dalam upaya kami untuk mengurangi spam, manipulasi platform, dan aktivitas bot di Twitter.

Musk juga mengungkapkan bahwa Twitter telah berhasil menghapus 90 persen akun palsu yang ada. Hal ini dikatakan sebagai pertumbuhan yang sangat signifikan. Penghapusan akun bot juga diketahui berdampak pada jumlah pengikut para pengguna.

Akan tetapi, dalam waktu singkat, usaha yang telah dilakukan tampaknya tidak menghasilkan sesuai dengan harapan. Musk menyatakan bahwa mereka masih berupaya mengatasi akun-akun bot yang masih berhasil melewati sistem verifikasi Twitter.

BACA JUGA:  Peraturan Batasan Umur untuk Menggunakan Akun Media Sosial Bakal Diterapkan

Beberapa pakar mengakui bahwa sulit untuk menyelesaikan masalah bot di Twitter X dan justru akun-akun spam akan terus berkembang.

Selain itu, banyak akun palsu yang kini mulai memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan generatif untuk menipu sistem.

Namun, ada beberapa orang yang berspekulasi bahwa tindakan Elon Musk untuk menghapus biaya langganan tersebut hanyalah trik untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan membantu dirinya keluar dari utang.

Pada bulan November 2022, Musk memutuskan untuk membeli Twitter dengan harga yang sangat mahal, yaitu sekitar 44 miliar dolar AS (sekitar Rp 668 triliun). Agar bisa melakukan pembelian tersebut, Musk akhirnya menjual sekitar 7,92 juta lembar saham Teslanya senilai sekitar Rp 101,7 triliun.

Namun, klaim tersebut segera ditolak oleh X Twitter melalui akun resmi Help Center.

Akun Help Center X Twitter (@Support) dengan tegas menyatakan bahwa tujuannya bukanlah untuk mendorong keuntungan.

Baca Juga: Friendster Comeback Dengan Tampilan Baru, Apakah Benar?

Leave a Comment