Friendster, sebuah situs yang menggabungkan jejaring sosial dan gim sosial, kini kembali muncul. Situs ini dulunya sangat populer pada tahun 2000-an sebelum Facebook hadir, dan sekarang menghadirkan tampilan baru pada halaman resminya di sini.
Pada bulan Maret 2022, Jonathan Abram, seorang programmer asal Kanada, memperkenalkan Friendster. Dalam upaya yang awalnya dilakukan secara rahasia bersama beberapa temannya, situs ini berhasil menarik perhatian ratusan pengguna dalam beberapa minggu.
Situs jejaring sosial ini terinspirasi dari dua kata, yaitu “Friend” yang artinya teman, dan “Napster”. Sebagai situs jejaring sosial yang populer pada saat itu, platform yang digawangi Jonathan ini telah menyediakan fitur untuk berbagi foto dan video dengan pengguna lainnya.
BACA JUGA:
- Aplikasi Truth Social: Alternatif Media Sosial Bebas Sensor untuk Pengguna Twitter
- Facebook Messenger Sekarang Ada Fitur Enkripsi End to End, Lho!
- Harga Centang Biru Instagram dan Facebook Hingga Syaratnya!
Perubahan Pada Tampilan
Selain untuk berinteraksi dengan teman lama dan menemukan teman baru, Friendster juga sering digunakan untuk mendapatkan informasi tentang acara terkini, profil band musik, dan hal-hal menarik sesuai dengan minat dan hobi seseorang.
Keasyikan bermain terhadap sosmed ini pada masa itu adalah karena mayoritas penggunanya adalah akun asli. Tidak ada istilah bot atau akun anonim dengan tujuan dan motif tertentu. Sosmed ini juga menjadi salah satu media sosial yang paling populer di Asia Tenggara.
Akan tetapi, platform yang digawangi Jonathan mengalami penurunan mutu setelah mencapai lebih dari 10 juta pengguna. Selain itu, sering mengalami masalah bug atau gangguan teknis.
Sejarah Kekalahan Friendster
Di samping itu, orang-orang yang bersaing dengan Friendster muncul dengan semakin agresif seperti Facebook. Media sosial yang Mark Zuckerberg Miliki terus memperkenalkan fitur-fitur baru. Jonathan menyadari hal ini dan mengusulkan agar platform melakukan hal yang serupa.
Namun, Friendster tidak melakukan peningkatan karena adanya banyak masalah yang terjadi di platform tersebut.
Friendster kalah dalam persaingan dan akhirnya Facebook membelinya. Namun pada tahun 2009, perusahaan Malaysia bernama MOL Global membeli Friendster dengan harga US$40 juta. MOL Global mengubahnya menjadi platform permainan sosial. Pada tahun 2015, akhirnya tutup sepenuhnya.