Seorang perempuan di Australia bernama Suzie Cheikho, kehilangan pekerjaannya karena diketahui jarang menggunakan laptopnya saat kerja WFH atau yang disebut bekerja dari rumah. Ia tidak terlihat sering mengetik selama bekerja.
Saya bekerja di suatu perusahaan asuransi di Australia. Menurut perusahaan, mereka melihat bahwa saya tidak banyak mengetik di laptop saya antara bulan Oktober hingga Desember 2022.
Menurut perusahaan tersebut, itu menunjukkan bahwa Cheikho tidak bekerja dengan baik dan tidak melakukan tugasnya sebagaimana seharusnya.
Baca Juga:
- Review M-Tech WB600: Webcam WFH yang Ramah Kantong
- Perusahaan Teknologi Ini Terapkan New Normal dengan WFH Permanen!
- Fitur ColorOS 11 yang Memudahkan Kegiatan WFH
- 10 Kata Kunci Pencarian Google yang Paling Banyak dicari Orang
Kerja WFH Jarang Menggunakan Laptop, Wanita Ini Dipecat

Untuk memberikan detail lebih lanjut, Cheikho hanya menekan tombol laptop sebanyak 48,6 kali dalam satu jam pada bulan Oktober tahun 2022 yang lalu, dan mengurangi jumlahnya menjadi 34,56 kali per jam pada bulan November. Namun, pada bulan Desember 2022, Cheikho meningkatkan frekuensi menekan tombol menjadi 80 kali dalam satu jam.
Perusahaan tempat Cheikho bekerja juga menyatakan bahwa Cheikho tidak menggunakan keyboard atau mouse laptop selama 117 jam di bulan Oktober 2022, dan tidak menggunakan laptop selama 143 jam di bulan November dan 60 jam di bulan Desember.
Sementara menurut perusahaan, Cheikho di perusahaan itu membutuhkan penginputan data yang seharusnya diketik di laptop hingga lebih dari 500 kali per jam.
“Karena tugasnya melibatkan penginputan data dan komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, tombol yang ditekan setiap jamnya akan melebihi 500 kali,” ungkap atasan Cheikho dalam sebuah dokumen.
Kamu dipecat karena dianggap tidak melaksanakan tugas yang seharusnya kamu lakukan. Kamu sudah bekerja selama 18 tahun di perusahaan ini. Kamu dipecat pada tanggal 20 Februari yang lalu dengan jabatan terakhir sebagai konsultan komunikasi.
Sementara itu, menurut perempuan itu, dia melakukan pekerjaannya dengan baik, jadi dia menganggap pemecatan itu tidak adil.
Menyampaikan keberatan Persoalan Kerja WFH
Saya lantas mengadukan pemecatan saya ke Komisi Keadilan Pekerjaan (Fair Work Commission/FWC) Australia pada 13 Maret 2023. Namun FWC menolak aduan saya dan menyatakan bahwa pemecatan tersebut memang sah.
Salah satu alasan lain yang membuat perusahaan memutuskan kontrak dengan Cheikho adalah karena aktivitasnya yang terlihat di media sosial. Menurut perusahaan, berdasarkan posting di media sosial Cheikho, terlihat bahwa ia tidak bekerja sesuai dengan jadwal yang seharusnya.
Kamu bekerja selama 7,8 jam setiap hari selama 44-49 hari kerja. Namun, kamu dianggap tidak tepat waktu dalam bekerja, mulai dari 1 Oktober hingga 16 Desember 2022.
Di samping itu, kamu juga dianggap tidak melakukan tugas apapun selama empat hari kerja dari total 49 hari kerjamu.
Saya, Cheikho, mengklaim bahwa saya menggunakan perangkat lain untuk bekerja. Selain itu, terkadang saya juga menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mengoreksi dokumen tertentu, sehingga tidak perlu mengetik di laptop.
Mengenai pemecatannya, Cheikho merasa bahwa dia telah menjadi korban rencana perusahaan untuk mengakhiri kontrak kerjanya karena masalah kesehatan mental. Padahal, seharusnya dia mendapatkan promosi pekerjaan pada bulan Desember yang lalu.
Meskipun Cheikho berpendapat demikian, perusahaan tempat dia bekerja belum memberikan respon, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider pada Sabtu (19/8/2023).