Serangga sering kali dianggap sebagai makhluk kecil yang sederhana, namun beberapa di antaranya memiliki kemampuan luar biasa yang memukau: menghasilkan cahaya sendiri.
Fenomena ini dikenal sebagai bioluminesensi, sebuah proses di mana makhluk hidup mampu memproduksi cahaya melalui reaksi kimia di tubuhnya.
Berikut 8 Serangga yang mampu mengeluarkan cahaya.
1. Kunang-Kunang
Serangga yang terkenal dengan kemampuannya menghasilkan cahaya berkelap-kelip. Kunang-kunang memiliki organ cahaya di bagian bawah perutnya yang menghasilkan cahaya melalui reaksi kimia. Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang bisa berwarna hijau kekuningan dan merah.
Kunang-kunang memanfaatkan cahaya itu untuk menarik perhatian pasangan, berkomunikasi, serta melindungi diri dari ancaman predator.
2. Lalat Jamur
Lalat Jamur, khususnya larva dari beberapa spesies tertentu, terkenal karena kemampuan bioluminesensinya. Larva ini umumnya hidup di tempat-tempat lembap dan gelap, seperti gua dan hutan, di mana mereka memanfaatkan cahaya yang dipancarkan untuk menarik mangsa.
Cahaya bioluminesensi yang mereka hasilkan berwarna biru kehijauan, dan mereka membangun jaring dari benang sutra lengket untuk menangkap serangga yang mendekat karena tertarik pada cahaya itu.
3. Railroad Worm
Railroad Worm, atau yang dikenal sebagai cacing kereta api, adalah larva dari kumbang Phrixothrix. Nama ini diberikan karena tubuh mereka memiliki titik-titik bercahaya yang mirip dengan lampu jendela kereta yang menyala di malam hari. Cacing ini memiliki keunikan karena mampu memproduksi dua warna cahaya yang berbeda, yaitu hijau kekuningan dan merah.
Cahaya berwarna hijau kekuningan dihasilkan oleh sebelas pasang organ bercahaya yang terletak di tubuh mereka, sedangkan kepala mereka memancarkan cahaya merah. Cahaya merah ini memiliki makna khusus, karena dianggap sebagai sinyal peringatan bagi predator yang mungkin mendekat.
4. Lucihormetica Luckae
Lucihormetica luckae adalah spesies kecoak besar asal Ekuador. Serangga ini memiliki sifat cahaya yang unik yang muncul akibat autofluoresensi. Saat terpapar cahaya eksternal, karapas mereka memancarkan tiga warna hijau kekuningan. Meskipun pada awalnya dianggap sebagai bioluminesensi, para ilmuwan masih belum dapat memastikan apakah mereka mampu menghasilkan cahaya secara mandiri.
Sayangnya, Lucihormetica luckae diperkirakan telah punah karena lingkungan tempat tinggal mereka di sekitar gunung berapi Tungurahua rusak akibat letusan pada tahun 1999.
5. Firefly-Mimicking Longhorn Beetle
Seperti namanya, kumbang ini terlihat dan berperilaku hampir sama dengan kunang-kunang. Kumbang tersebut memiliki dua bagian kuning di bagian perutnya, yang menyerupai segmen yang memproduksi cahaya pada kunang-kunang, menjadikannya contoh yang sangat menarik tentang mimikri di alam.
Dengan meniru penampilan dan cahaya kunang-kunang, kumbang ini dapat melindungi dirinya dari predator yang mengasosiasikan kunang-kunang dengan senyawa beracun yang dimilikinya.
6. Pyrearinus candelarius
Pyrearinus candelarius merupakan spesies kumbang yang memiliki tubuh berwarna cokelat tua, dilengkapi dengan mata yang besar serta pronotum berwarna cokelat kekuningan. Kumbang ini juga memiliki warna hitam di bagian tengah tubuhnya dan dilengkapi dengan gigi kecil yang mengarah ke belakang.
Kumbang ini memancarkan tiga sumber cahaya. Satu sumber berasal dari dua organ berpendar yang terletak di bagian belakang protoraks. Kedua titik tersebut mengeluarkan cahaya berwarna hijau. Selain itu, bagian pertama dari perut juga memancarkan cahaya berwarna kuning. Cahaya yang dihasilkan oleh Pyrearinus candelarius bersifat terus-menerus menyala.
7. Cucubanos
Cucubanos merupakan jenis serangga yang berasal dari Puerto Rico dan sering kali dianggap sebagai kunang-kunang. Akan tetapi, cucubanos termasuk dalam keluarga Elateridae, sedangkan kunang-kunang berasal dari keluarga Lampyridae.
Serangga kecil berukuran sekitar 3 cm ini dikenal karena kemampuannya untuk memancarkan cahaya dari area toraksnya. Cucubanos dapat menghidupkan dan mematikan cahaya yang mereka miliki secara mandiri, dengan dua lampu di depan dan satu di belakang. Mereka terutama menggunakan cahaya ini untuk tujuan reproduksi, sebagai sinyal kepada pasangan dalam kegelapan.
8. Click Beetle
Kumbang klik, yang juga dikenal sebagai click beetle, adalah serangga bioluminesensi yang tergolong dalam genus Pyrophorus. Berbeda dengan kunang-kunang, cahaya yang dihasilkan oleh kumbang ini bersinar secara terus-menerus tanpa kedip, meskipun mereka mampu mengatur tingkat kecerahannya.
Ketika merasa terancam, kumbang klik dapat memperkuat sinar cahayanya. Cahaya yang konsisten ini berfungsi untuk mengusir predator serta menarik perhatian pasangannya.