Desas-Desus Kiamat AI yang Menuai Kekhawatiran

Suhartanti Siswanto

Suhartanti Siswanto

Dalam era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, semakin banyak yang skeptis dan memperingatkan tentang potensi ‘kiamat AI’. Salah satu individu yang paling pesimis adalah …

Desas-desus Kiamat Ai Yang Menuai Kekhawatiran (axenehp.com)

Desas-desus Kiamat Ai Yang Menuai Kekhawatiran (axenehp.com)

Dalam era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, semakin banyak yang skeptis dan memperingatkan tentang potensi ‘kiamat AI’. Salah satu individu yang paling pesimis adalah Eliezer Yudkowsky. Ia adalah seorang peneliti AI yang terkenal dengan proyek Machine Intelligence Research Institute di California.

Dalam wawancara eksklusif dengan media The Guardian, Yudkowsky mengungkapkan keyakinannya bahwa sisa waktu manusia terlihat lebih dekat dengan 5 tahun daripada 50 tahun. Ia menjelaskan bahwa potensi akhir zaman adalah saat di mana manusia akan punah dan teknologi kecerdasan buatan akan mengambil alih.

“Apabila Anda meminta saya untuk berdiri di dinding dan meminta saya untuk memberikan perkiraan tentang jangka waktu. Saya merasa bahwa sisa waktu yang kita miliki saat ini lebih dekat dengan lima tahun daripada 50 tahun. Mungkin dua tahun, mungkin juga sepuluh tahun.”

BACA JUGA:  Pemerintah China Meningkatkan Draft Kebijakan Game Online
Desas-Desus Kiamat AI yang Menuai Kekhawatiran
Desas-Desus Kiamat AI yang Menuai Kekhawatiran (cubix.co)

Berbagai Pandangan Mengenai Kiamat AI

Menurut Yudkowsky, sisa waktu adalah saat kita menghadapi akhir dari segala sesuatu karena mesin menguasai. Ia menggambarkan hal ini seperti kiamat dalam film Terminator dan neraka seperti Matrix.

Tidak hanya Yudkowsky yang membicarakan masalah ini. Gerakan Neo-Luddite juga ikut serta dalam perbincangan ini. Dengan sikap skeptis mereka terhadap pengadopsian teknologi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pekerjaan dan masyarakat.

Anggota gerakan ini, seperti Nick Hilton yang mengelola podcast “The Ned Ludd Radio Hour,” menekankan ketidaksetujuan terhadap efisiensi teknologi yang beranggapan merugikan hak-hak pekerja.

Menurut laporan Gizmodo pada hari Sabtu (6/1/2024), sebanyak 68% dari total 2.778 peneliti kecerdasan buatan (AI) percaya bahwa AI akan memberikan dampak positif yang jauh lebih besar daripada dampak negatif pada manusia. Namun, ada kekhawatiran bahwa AI dapat menjadi “kiamat” baru bagi umat manusia.

BACA JUGA:  NetChoice Gugat Pemerintah Utah AS, Wah Ada Apa, nih?

BACA JUGA:

Menurut Para Peneliti Mengenai Dampak AI

Menurut para peneliti, ada probabilitas sebesar 10% bahwa manusia tidak akan dapat mengontrol perkembangan AI. Yang mana akhirnya dapat mengakibatkan kepunahan manusia.

Meskipun ada kesepakatan untuk fokus pada upaya meminimalkan risiko dalam pengembangan AI, pendapat para peneliti terbagi antara mereka yang ingin mempercepat pengembangan AI dan mereka yang ingin mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati.

Sebagian besar peneliti AI, lebih dari 80% di antaranya, menganggap bahwa masalah yang paling penting terkait AI adalah kemampuan AI untuk menyebarkan informasi yang salah. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat banyaknya penyebaran informasi yang tidak akurat dan potensi dampak negatifnya terhadap masyarakat.

BACA JUGA:  Steam Menghentikan Dukungan untuk Windows 7, 8, dan 8.1

Pentingnya memperingatkan akan bahaya AI menjadi pembahasan utama di kalangan berbagai orang. Beberapa keyakinan tentang kiamat AI mungkin terdengar lebih aneh jika kita bandingkan dengan kiamat yang lainnya.

Meskipun memiliki sejarah yang kontroversial, Yudkowsky tetap mempertahankan pendapatnya dan bahkan mengusulkan ide untuk menyerang pusat-pusat data yang digunakan untuk mengembangkan dan melatih AI.

Apa pendapat kamu tentang kiamat AI ini, Sob? Apakah kekhawatiran ini hanya berlebihan ataukah ada panggilan untuk lebih waspada terhadap dampak teknologi pada masyarakat? Yuk, utarakan pendapatmu di kolom komentar!

AIBeritaEliezer YudkowskyKecerdasan BuatanKiamat AI

Related Posts