Kasus ini melibatkan tuduhan pelanggaran hak cipta terhadap artikel-artikel berita yang The New York Times miliki digunakan untuk melatih kecerdasan OpenAI. Microsoft dan OpenAI diduga menggunakan artikel-artikel tersebut tanpa izin dan tanpa membayar royalti.
NYTimes telah mengajukan gugatan ke pengadilan distrik selatan kota New York, AS, dengan klaim bahwa “jutaan” artikel berita mereka digunakan untuk melatih mesin pembelajaran bahasa (large language model/LLM).
Tindakan ini dijalankan dengan tujuan meningkatkan kecakapan chatbot ChatGPT dan sejenisnya.
Baca Juga:
- Microsoft Membeli Tanah di Wisconsin dengan Harga USD 76 Juta
- Bos ChatGPT Sam Altman Tiba-tiba Dipecat, Ternyata Ini Penyebabnya!
- Kekurangan ChatGPT dalam Memberikan Data yang Perlu Diketahui!
Kronologi Gugatan The New York Times
OpenAI adalah perusahaan yang mengembangkan ChatGPT dan beberapa model serta platform AI lainnya, sementara Microsoft adalah salah satu investor utama di OpenAI.
Microsoft memiliki chatbot lain yang disebut Copilot, yang juga menggunakan teknologi ChatGPT.
NYTimes tidak mengungkapkan jumlah kerugian yang mereka alami akibat tuduhan pelanggaran hak cipta yang Microsoft dan OpenAI lakukan .
Namun, mereka menegaskan bahwa pihak yang mendapatkan tuduhan harus bertanggung jawab atas kerugian akibat pelanggaran hukum dan kerusakan pada aset perusahaan yang berpotensi bernilai miliaran Dolar AS.
The New York Times juga mengajukan permohonan kepada pengadilan agar Microsoft dan OpenAI menghapus chatbot-chatbot yang menggunakan informasi dari berita-berita yang NYTimes publikasikan, seperti Copilot atau ChatGPT.
“Sebelumnya, kami telah melakukan pembahasan dengan Microsoft dan OpenAI.”
Sebelum menyampaikan gugatan ini ke pengadilan, NYTimes menyatakan dalam dokumen gugatan mereka bahwa mereka telah melakukan pertemuan dan diskusi dengan Microsoft dan OpenAI pada bulan April terkait penggunaan artikel berita.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mencari solusi terhadap masalah yang mungkin timbul, terutama terkait produksi konten menggunakan Generative AI. Seperti hak cipta, royalti, dan hal-hal lainnya. Namun, meskipun ada diskusi, tidak ada hasil yang NYTimes capai, sehingga akhirnya harus mengajukan gugatan ke pengadilan.
Pernyataan Lindsey Held
Lindsey Held, juru bicara OpenAI, menyampaikan bahwa perusahaan tersebut sedang bekerja sama dengan penerbit berita untuk mengembangkan teknologi AI. Namun, ia merasa kecewa dengan tindakan hukum yang NYTimes ambil.
“Kami menghormati hak cipta penerbit berita dan selalu berusaha untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat dari teknologi kecerdasan buatan berdasarkan model bisnis yang ada.”
“Kami berharap di masa mendatang, bisa ada cara kolaborasi yang saling menguntungkan antara kami dan NYTimes. Seperti yang kami lakukan dengan penerbit lainnya.”
Microsoft, yang menjadi salah satu pihak yang mendapat tuduhan oleh NYTimes dalam kasus pelanggaran hak cipta ini, enggan memberikan komentar mengenai gugatan tersebut.
Baca Juga:
- Akun Instagram Microsoft Diserbu Usai Sebut Netizen Indonesia Tidak Sopan, Lalu Nonaktifkan Komentar (bebaspedia.com)
- Google Rilis Gemini AI sebagai Pesaing ChatGPT (bebaspedia.com)
Penutup dan Kesimpulan
Saat ini, belum ada informasi mengenai waktu dimulainya proses pengadilan dan berapa lama proses tersebut akan berlangsung.
Tetapi yang pasti, tuntutan yang NYTimes ajukan kemungkinan akan memiliki konsekuensi terhadap model bisnis dan penggunaan teknologi AI. Terutama Generative AI, di masa mendatang, terutama jika NYTimes berhasil menang melawan Microsoft dan OpenAI.
Di samping itu, tuntutan hukum ini, yang mengklaim sebagai yang pertama di Amerika Serikat. Yang mana juga berpotensi mendorong media lain untuk mengikuti tindakan serupa.
Gugatan tersebut juga bisa memberikan keunggulan kepada kompetitor-kompetitor Microsoft dan OpenAI, seperti Google, Apple, dan Amazon dalam hal kecerdasan buatan. Hal ini karena adanya hambatan yang sedang dialami oleh teknologi Microsoft dan OpenAI yang diberitakan oleh NYTimes.
Dalam kasus ini, NYTimes menggunakan jasa pengacara dari firma hukum Susman Godfrey L.L.P. Sebelumnya, firma ini telah mewakili Dominion Voting Systems.
Pada bulan April 2023 yang lalu, terjadi kesepakatan antara Fox News dan Dominion Voting Systems. Dalam kesepakatan tersebut, Fox News setuju untuk membayar sebesar 787,5 juta dolar AS (sekitar Rp 12,1 triliun). Yang mana sebagai ganti rugi atas kerugian yang terjadi.
Selain itu, Susman Godfrey L.L.P. juga mengajukan tuntutan hukum kolektif dari para penulis buku nonfiksi. Sekitar sebulan yang lalu terhadap Microsoft dan OpenAI.
Microsoft dan OpenAI juga kabarnya menggunakan sejumlah sumber bahan dari buku nonfiksi tanpa mendapatkan izin atau membayar royalti. Yang mana tujuan meningkatkan kemampuan chatbot mereka.