Ada Penipuan di Google Maps, Menyusup sebagai Pemilik Usaha!

Dengar punya dengar ada aksi penipuan di Google Maps. Untuk informasi lebih jelasnya, yuk simak infromasinya di artikel ini!
7 Min Read
Ada Penipuan Di Google Maps (imore)
Ada Penipuan Di Google Maps (imore)

Kabarnya ada cara baru untuk melakukan penipuan di layanan Google Maps. Tidak melibatkan lokasi palsu, tetapi melibatkan penipuan dengan berpura-pura menjadi pemilik atau pengelola bisnis yang lokasinya terdaftar di Maps.

Kelompok penipu menjalankan tindakan mereka melalui fitur tanya jawab di Google Maps. Fitur ini dapat kita akses pada versi PC desktop Maps melalui peramban internet.

Ada penipuan di Google Maps (asviral)
Ada penipuan di Google Maps (asviral)

Baca Juga:

Ini Pengamatan dari KompasTekno

Berdasarkan pengamatan dari KompasTekno, sebagian besar perusahaan rental mobil di Jakarta yang terdaftar di Google Maps ternyata ada akun penipu yang telah menyusup.

“Kami membuka Google Maps di laptop menggunakan browser Chrome dan melihat peta wilayah DKI Jakarta. Kemudian, kami mengetikkan kata kunci ‘sewa mobil’ di kolom pencarian di pojok kiri atas halaman tersebut.”

Google Maps juga menampilkan berbagai layanan penyewaan mobil yang tersebar di Jakarta, dengan menggunakan ikon titik-titik merah dan nama bisnis penyewaan mobil masing-masing.

Setelah melakukan pemeriksaan satu per satu, KompasTekno menemukan bahwa hampir semua perusahaan rental yang memiliki fitur pertanyaan dan jawaban di Google Maps ada akun-akun penipu yang menyusupi.

Baca Juga:

BACA JUGA:  Google Rilis Aplikasi Switch to Android Secara Diam-Diam!

Uraian Hasil Pengamatan Atas Penipuan di Google Maps

Dalam pengalaman KompasTekno, sebanyak 8 dari 10 bisnis rental mobil di Jakarta telah terinfeksi dengan modus ini.

Apabila pengguna mengajukan pertanyaan di bagian tanya jawab pada profil suatu usaha, misalnya bertanya “Apakah berpengalaman dalam membuka kunci?” akun penipu akan memberikan respons seakan-akan mereka adalah pemilik usaha tersebut.

Pihak tersebut mengunggah nomor telepon seluler, dan kemudian akun yang mirip atau akun penipu lainnya juga ikut menanggapi dengan mengatakan “silakan hubungi nomor yang tertera di atas.”

Akun-akun palsu ini menggunakan berbagai nama seperti “Akun pengguna”, “Pengguna asli”, “Pemilik”, “Admin sewa”, dan lain sebagainya.

Sebagai ilustrasi, dalam kolom pertanyaan dan jawaban pada profil usaha rental mobil di Palmerah, Jakarta Barat, ada seorang pengguna yang menanyakan mengenai prosedur penyewaan mobil.

Pemilik akun bernama “AKUN RENTAL sewa mobil” memberikan nomor kontak sebagai tanggapan, agar pengguna dapat menghubunginya jika ingin menyewa.

Namun, sebenarnya, pemilik usaha rental tidak membuat akun tersebut. Karena seharusnya nama pemilik akun sama dengan nama usaha yang terdaftar di Maps.

Selain itu, Google juga memberikan tanda centang biru pada foto profil untuk menunjukkan bahwa itu adalah akun pemilik usaha yang asli. Google juga menambahkan keterangan “(Owner)” di belakang nama akun pemilik usaha yang terdaftar di Maps.

KompasTekno menemukan bahwa akun yang sama melakukan tindakannya pada beberapa profil bisnis penyewaan mobil yang berbeda.

Beberapa pengusaha rental mobil di Jakarta telah menyadari bahwa ada orang yang mencoba menipu dengan menggunakan nomor kontak palsu.

Dugaan Modus Penipuan di Google Maps

Sepertinya modus penipuan di Google Maps masih sering dilakukan oleh pelaku terkait. Hal ini tampak dari fakta bahwa postingan penipu baru-baru ini di-posting hanya dalam waktu beberapa jam atau menit sebelumnya.

BACA JUGA:  China Tuduh Android Melakukan Pelanggaran, Balas Dendam Huawei?

Sebuah akun penipu telah berhasil masuk ke fitur tanya jawab di Google Maps versi desktop dengan cara menampilkan nomor HP yang palsu.

Sangat mungkin bahwa cara penipuan yang sama digunakan dalam jenis bisnis lain di Google Maps, di mana pelanggan harus membayar uang muka terlebih dahulu.

KompasTekno telah mencoba menghubungi perwakilan Google di Indonesia untuk mendapatkan tanggapan, namun belum menerima respon. Mereka mengatakan bahwa pesan mereka sedang cuti dan mereka dirujuk ke tim lain. Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Google Indonesia.

Alasan mengapa penipuan terjadi di Google Maps adalah karena platform ini sangat sering pengguna gunakan. Meskipun penipuan umumnya terjadi di aplikasi pesan instan atau aplikasi finansial, modus penipuan juga menyasar layanan Google Maps.

Alfons Tanujaya, seorang ahli keamanan siber, menjelaskan bahwa penipu menggunakan celah dalam sistem Google yang memungkinkan pengguna untuk memberikan komentar di Maps tanpa memerlukan akun.

Pada platform peta online ini, Google mengizinkan setiap pengguna dengan akun Google untuk memberikan komentar atau menulis ulasan pada profil bisnis apa pun yang ada di Maps.

Menurut Alfons, penipu menggunakan kebebasan untuk memilih calon konsumen atau korban. Selain itu, Google yang populer sebagai sumber informasi konsumen yang bisa penipu manfaatkan untuk menarik perhatian korban.

Menurut Alfons dalam wawancara dengan KompasTekno, Google Maps sangat digemari dan digunakan sebagai sumber informasi bagi konsumen untuk mendapatkan berbagai layanan. Oleh karena itu, aplikasi yang populer seperti ini sering kali menjadi target bagi orang-orang yang ingin memanfaatkannya demi keuntungan pribadi.

BACA JUGA:  Jepang Merancang Aturan Anti Monopoli untuk Toko Aplikasi Mobile

Peringatan dari Pebisnis Rental Mobil

Alfons mengingatkan pengguna agar berhati-hati terhadap seseorang yang memalsukan identitasnya sebagai pemilik atau admin suatu profil usaha. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya membaca ulasan dan kolom tanya jawab dengan teliti.

Dia juga memberikan saran agar pengguna tidak dengan mudah mempercayai ulasan yang ada di Maps.

Agar dapat memverifikasi akun pemilik usaha di Google Maps, pengguna dapat mengakses profil lengkap dari toko atau usaha yang dimaksud di platform peta online Google tersebut. Di dalam profil tersebut, biasanya terdapat informasi resmi seperti nomor telepon usaha terkait, alamat, dan informasi lainnya yang terkait.

Menurut Alfons dari Google, mereka menerapkan sistem pemantauan di Maps walaupun pengguna boleh untuk memberikan komentar. Ini terutama dilakukan ketika pemilik usaha melaporkan adanya spam.

Apabila kabar itu benar, Google akan menghapusnya. Namun, penipu selalu mengganti identitas mereka sehingga pesan spam masih tetap ada.

Meskipun ada usaha yang dilakukan, ahli keamanan ini menyarankan Google untuk memberikan opsi kepada pemilik usaha. Tujuannya agar mereka dapat menghapus tanggapan yang salah dan memberikan penilaian kepada pengulas. Dengan cara ini, ulasan palsu agar dapat pemilik usaha menolaknya.

Menurutnya, jika memungkinkan, pemilik bisnis seharusnya ada hak untuk menghapus jawaban yang tidak benar. Kemudian, pelaku review juga harus mendapatkan nilai yang relevan.

Menurut Alfons, pemilik usaha juga berhak memberikan tanggapan kepada reviewer. Terutama jika reviewer tersebut tidak melampirkan bukti dan hanya memberikan ulasan buruk.

Halo. kamu bisa memanggil saya dengan nama Tanti. Saya berdarah Jogja kelahiran Cirebon. Suka kucing, buku, dan ... ...
Leave a Comment