Jack Dorsey, pencipta Twitter, telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Twitter pada November 2021. Namun, meskipun dia sudah tidak lagi bekerja di perusahaan, dia menyatakan bahwa dia masih mendukung dan mengawasi perkembangan Twitter, perusahaan yang telah ia dirikan.
Pada acara Breaking Points yang dipandu oleh Krystall Ball dan Saagar Enjeti, Dorsey diundang untuk memberikan pandangannya tentang calon presiden AS yang baru, kekhawatirannya tentang teknologi AI, dan kinerja Elon Musk di Twitter.

Curhatan Pencipta Twitter di Acara Breaking Points
Saat membahas tentang kinerja Musk, Dorsey mengungkapkan banyak hal yang sangat menarik. Ia pernah mengajak Musk untuk bergabung dengan dewan Twitter pada bulan April 2022, dan setelah beberapa pertimbangan, Musk akhirnya memutuskan untuk membeli Twitter.
Kami memiliki seorang pengguna utama bernama Elon. Dia adalah konsumen pertama kami dan sangat memahami platform Twitter. Selain itu, dia juga seorang ahli teknologi dan mengembangkan teknologi sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Dorsey dalam sebuah wawancara online.
Meskipun begitu, ketika Musk berusaha untuk mengakuisisi perusahaan, dia harus melalui berbagai proses hukum. Dorsey merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Menurutnya, situasinya semakin memburuk.
Bryce Durbin mengilustrasikan Elon Musk, kepala Twitter, Tesla, dan SpaceX yang terkenal dengan semangatnya yang besar dalam bekerja. Musk berbagi keluhannya setelah menjabat sebagai bos baru Twitter selama sekitar tiga bulan.
Seperti yang telah dikenal, perjalanan Musk dalam mengakuisisi Twitter penuh dengan hambatan. Ada pertikaian antara Twitter dengan pengacara Musk, ancaman dari Musk untuk mundur setelah kontrak ditandatangani, dan Musk merasa Twitter tidak bersikap jujur dalam memberikan data. Masih banyak lagi masalah yang dihadapi dalam perjalanan ini.
Ketika menyadari bahwa dia akan menderita kerugian di pengadilan, Elon Musk segera menyelesaikan pembelian dengan cepat. Setelah resmi menjadi CEO, dia memutuskan hubungan kerja dengan ribuan karyawan melalui Twitter.

Menurut pernyataan pencipta Twitter tersebut, saat berusaha mengatur dinamika perusahaan, Musk terkesan terburu-buru dan kurang sabar dalam memperkenalkan fitur baru yang belum sempurna. Dorsey merasa bahwa Musk seharusnya lebih teliti dan berhati-hati dalam membuat keputusan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Dorsey mengakui bahwa tindakan Twitter terkadang terlihat ceroboh. Meskipun tidak disebutkan fitur secara spesifik, salah satu fitur baru yang ditawarkan Twitter adalah berlangganan untuk mendapatkan lencana biru dengan Twitter Blue.
Ada kabar bahwa Twitter sedang merencanakan untuk mengembangkan layanan video streaming dan produk langsung di aplikasi. Hal ini diuji coba oleh Musk di Twitter Space.
Saat ditanya apakah Elon Musk cocok untuk menjadi CEO Twitter, Jack Dorsey dengan tegas mengatakan tidak.
Pencipta Twitter ini mengatakan bahwa dia tidak setuju jika seseorang dianggap melakukan hal baik setelah menyadari cara pengelolaan waktunya yang buruk. Selain itu, Dorsey juga menolak ajakan untuk menjadi anggota dewan (Twitter) yang mengarahkan kepada penjualan karena menurutnya prosesnya tidak berjalan dengan baik.

Namun, Dorsey memberikan dukungannya kepada CEO baru Twitter, Linda Yaccarino. Sebelumnya, Yaccarino menjabat sebagai Kepala Periklanan dan Kemitraan Global di NBCUniversal dan mulai bekerja di Twitter pada Senin (12/6/2023) yang lalu.
Saya meyakini bahwa Musk mampu menemukan solusi untuk permasalahan tersebut. Saya juga percaya dengan CEO baru Twitter yang telah dipilih. Karena saya memiliki tiga persen saham di perusahaan tersebut, maka sudah pasti saya akan memberikan dukungan penuh.
Pencipta Twitter, Jack Dorsey