Salah satu hal yang membuat kegiatan ice skating istimewa adalah permukaan es begitu licin yang membuat para penggemar olahraga ice skating dapat menari dan bermain dengan bebas di atasnya. Namun, alasan yang menyebabkan es begitu licin ini tetap menarik bagi para peneliti.
Baca Juga:
- Hujan Meteor Phoenicid: Fenomena Langit yang Memukau (bebaspedia.com)
- Astrophile, Mengenal Si Pencinta Langit dan Benda Angkasa (bebaspedia.com)
Mengapa Es Bisa Menjadi Licin?
Berdasarkan informasi yang Phys.org berikan pada Rabu (6/12/2023), tim peneliti telah menggunakan simulasi komputer untuk mempelajari bagaimana objek padat bisa meluncur di atas lapisan es dalam skala atom.
Menurut penelitian yang di-publish di Proceedings of the National Academy of Science 2022, para peneliti menemukan bahwa ketika benda padat menyentuh permukaan es, akan terjadi pelelehan yang menghasilkan lapisan pelumas.
Lapisan pelumas ini memiliki keunggulan dalam kekuatan tahan lama, terutama saat menghadapi tekanan dan gesekan yang tinggi. Ahli kimia dari UCM menyatakan bahwa prinsip utama yang mendasari sifat licin dari es adalah fenomena pencairan permukaan yang Faraday temukan.
Proses pencairan terjadi secara bertahap karena adanya tekanan yang sesuai dengan hipotesis Thomson dan juga karena gesekan, seperti yang Bowden jelaskan.
Lukasz Baran, seorang peneliti dalam studi tersebut, mengungkapkan bahwa gabungan dari faktor-faktor ini menghasilkan suatu lapisan pelumas pada es. Yang mana mampu memperbaiki dirinya dengan sendirinya.
Dalam sebuah studi yang di-publish di Journal of Chemical Physics 2018, peneliti menemukan bahwa es yang licin karena gerakan molekul air. Temuan ini dikutip dari Live Science pada Rabu (6/12/2023).
Es memiliki struktur kristal yang teratur di mana setiap molekul air dalam kristal terhubung dengan tiga molekul lainnya. Bagaimanapun, partikel-partikel di bagian atas hanya bisa terhubung dengan dua partikel lain.
Kekuatan Molekul-Molekul Permukaan
Molekul-molekul permukaan pada struktur kristal memiliki kekuatan ikatan yang sangat lemah. Jadi, sehingga mereka dapat saling berjatuhan, menempel, dan melepaskan diri di berbagai bagian kristal saat bergerak.
Walau terjadi karena gerakan molekul air, lapisan yang tergelincir di atas es ini tidak identik dengan lapisan air. Sifat licinnya muncul saat suhu jauh di bawah titik beku air, sehingga menjadikannya mirip dengan gas.
Menurut Pendapat Martin Truffer
Menurut Martin Truffer, seorang profesor dari Universitas Alaska Fairbanks, hal yang menarik bukanlah sifat dari es itu sendiri. Melainkan bagaimana kita berhubungan dengan es tersebut.
Berdasarkan penjelasan Truffer, es adalah satu-satunya zat yang dapat berubah menjadi gas, cair, dan padat dalam rentang iklim yang umum. Ketika suhu sangat dingin, seperti minus 4,4 derajat Celcius, es tidak akan terasa licin. Hal ini karena molekul-molekul di permukaannya memiliki sedikit energi yang cukup untuk membentuk ikatan.
Berdasarkan hasil penelitian, mereka menemukan bahwa suhu yang paling baik untuk mencapai tingkat kelicinan maksimum adalah sekitar minus 7,22 derajat Celsius. Rupanya suhu ini telah lama mereka gunakan dalam arena olahraga ice skating.
Baca Juga: