Kabar yang mengejutkan datang dari Amerika Serikat, dimana mantan presiden AS, yaitu Donald Trump resmi di banned dari Twitter. Pelarangan ini sendiri bersifat permanen. Jadi, dengan di bannednya Trump dari Twitter, sepertinya media sosial tersebut akan aman dari postingan Trump yang terbilang berbahaya.
Langkah ekstrem ini sendiri langsung di ambil oleh pihak Twitter lantaran mantan presiden AS ke-45 tersebut membuat ciutan atau postingan yang memiliki unsur berbahaya dan melanggar.
Postingan yang di anggap pelanggaran tersebut sendiri berisikan Trump yang dimana ia menghasut massa dan mendukung aksi kerusuhan yang tengah berlangsung di Gedung Capitol, Washington DC.
Hal yang Membuat Donald Trump Resmi di Banned dari Twitter
Karena hasutan yang di berikan oleh Trump ini, massa menjadi sangat rusuh dan bahkan saat itu sempat menjadi keadaan yang sangat darurat. Soalnya massa milik Trump memang sangat barbar pada waktu itu. Jadi wajar saja sempat terjadi keadaan darurat yang membuat banyak pihak berwajib harus turun tangan.
Sebelumnya, Trump sendiri juga sempat di peringatkan oleh Twitter untuk menghapus postingan Twitter miliknya. Peringatan ini sendiri terjadi karena postingan tersebut mengandung unsur provokasi, sehingga melanggar kebijakan Integritas Sipil yang di buat oleh Twitter.
Oleh karena postingannya ini, Twitter secara sengaja menutup akun Trump selama 12 jam. Setelah 12 jam terlewati, akhirnya Trump pun menghapus tiga postingannya tersebut yang di anggap melanggar oleh Twitter.
Twitter Sering Memperingati Tweet Donald Trump
Padahal Trump sudah berkali-kali di peringati oleh Twitter untuk tidak memposting suatu hal yang di anggap akan menjadi masalah, Trump sepertinya tidak menghiraukan peringatan tersebut. Hingga akhirnya pada hari ini Twitter mengambil langkah yang cukup ekstrem, yaitu dengan menghapus dan melarang akun Trump untuk dapat memprovokasi lagi.
Pengumuman tentang Donald Trump resmi di banned dari Twitter ini di sampaikan oleh banyak media-media besar, seperti The Verge, BBC, CNN dan masih banyak lagi. Soalnya Trump adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap negara AS, jadi wajar saja berita seperti ini banyak di siarkan oleh perusahaan besar.
