Ternyata Pemblokiran Akses Internet Rugikan Dunia Sampai Triliunan, Indonesia?

Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan pemblokiran atau pembatasan akses layanan internet yang dianggap tidak layak untuk diakses oleh pengguna umum. Pemblokiran akses internet itu bukan berupa Internet Positif ya.

Ternyata, pemblokiran akses internet dan media sosial yang kadang dilakukan karena darurat membuat kerugian yang besar, sampai-sampai rugi di kisaran 109 Triliuan Rupiah lebih loh. Kenapa bisa? Yuk simak dan bahas soal berita satu ini.

Rugikan Dunia Triliunan

Berdasarkan data dari salah satu situs review VPN yang beroperasi di Inggris, sepanjang tahun 2019 ada 122 kejadian pemblokiran internet dengan total durasi 18.225 jam yang terjadi di 21 negara. Menurutmu kira-kira apa yang merugikan?

Oke, pemblokiran akses akan merusak kontribusi dan menghilangkan kepercayaan investor, yang juga melukai ekonomi informal dengan mengganggu aliran yang dimungkinkan oleh platform media sosial dan transaksi mobile.

Berdasarkan laporan mereka pula, Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi kawasan yang paling banyak mengalami kerugian akibat adanya pemblokiran akses. Tercatat ada 577 jam akses yang dimatikan sepanjang tahun tahun 2019.

Taksiran tersebut menyebabkan kerugian sekitar 3,1 Miliar USD. Dari segi kerugian ekonomi, Irak disebut mengalami kerugian sebesar 2,3 Juta USD.

Irak mengalami pemblokiran internet kurang lebih selama 263 jam yang berpengaruh pada 18,8 juta pengguna internet di negara mereka.

Bagaimana Indonesia?

Di Indonesia sendiri, tercatat ada 2 kejadian pembatasan koneksi ke internet dan beberapa media sosial. Pertama dimulai pada pembatasan akses media sosial pada 22 Mei ketika ada kericuhan pasca pengumuman hasil Pilpres 2019.

Kemudian terjadi juga di wilayah Papua, ketika Kominfo membatasi akses internet karena tidak ingin meredam kondisi yang tak kondusif di Indonesia bagian timur setelah kasus penyerangan asrama Papua di Surabaya. Ini sungguh merugikan.

Jika ditotalkan, pembatasan internet dan media sosial tersebut berlangsung selama 416 jam dan mempengaruhi 29,4 juta pengguna. Akibatnya, terjadilah kerugian ekonomi sebesar 187,7 Juta USD atau setara dengan 2,5 Triliun Rupiah.

Sumber: Detik Inet