Belakangan ini Twitter ramai jadi bahan perbincangan, karena salah satu fiturnya yaitu Cropping Foto Otomatis mendapatkan keluhan rasis dari para penggunanya. Saat ini pihak Twitter sedang berusaha mengurangi ketergantungannya terhadap fitur tersebut, sehingga pengguna bisa mengubah foto mereka sesuai dengan keinginan.
Untuk ke depannya Twitter mempunyai rencana untuk memberikan lebih banyak lagi pilihan kepada penggunanya soal pemotongan gambar, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk informasi lebih jelasnya kamu bisa simak berikut ini.
Mengenal Apa itu Cropping Otomatis
Fitur ini awalnya berkembang pada aplikasi Google Photos, seiring berjalannya waktu kini Twitter juga menghadirkan fitur tersebut.
Bagi kamu yang belum tahu, fitur ini akan secara otomatis mendeteksi bagian objek atau wajah lalu membuang bagian tepi atau background pada gambar. Namun, fitur tersebut mendapatkan tanggapan rasis dari para penggunanya, dan ini terjadi bukan tanpa alasan.
Bug pada Fitur Cropping Otomatis Twitter
Walaupun terbilang canggih, para pengguna Twitter menemukan sebuah kesalahan mengenai pemotongan otomatis tersebut. Berikut gambar mengenai kesalahan tersebut.
Sebelum Pemotongan:

Setelah Pemotongan:

Terlihat sangat jelas perbedaan antara keduanya, dimana fitur tersebut hanya konsisten terhadap penggunanya yang berkulit putih terang. Namun untuk yang berkulit gelap tidak akan terdeteksi dan malah hilang. Hal inilah yang menjadi buah bibir netizen, pasalnya nampak seperti melakukan rasis.
Pengguna lain yang penasaran pun ikut mencoba fitur tersebut dengan versi masing-masing, bahkan ada yang mencobanya dengan menggunakan gambar kartun atau anjing hitam putih.
Baca juga: Postingan Trump Ditandai Twitter Sebagai Rekayasa
Pihak Twitter mengatakan bahwa analisa mereka hingga saat ini belum menunjukkan bias rasial atau gender, meskipun mereka sadar bahwa cara pemotongan gambar secara otomatis dapat memunculkan potensi bahaya. Mereka juga berencana untuk melakukan pengujian tambahan, serta mencari cara untuk mengatasi masalah analisis pada fitur tersebut.
Fitur ini terbilang wajar kalau mendapat kritik, karena memang kesalahan pada sistem analisisnya tidak akurat. Kemungkinan besar ini benar hanya terjadi karena kesalahan algoritma pada AI, tapi kita tunggu saja kelanjutannya nanti.
Jika dari kalian ada yang ingin memberikan pendapat sendiri atau punya informasi dari eksperimen lebih lanjut, bisa tulis pada kolom komentar yang sudah kami sediakan.
Sumber: Detik Inet